Friday, June 15, 2012

THE LEGEND OF MOUNT TANGKUBAN PERAHU


            Once upon a time in west Java, Indonesia lived a wise king who had a beautiful daughter.   Her name was Dayang Sumbi.  She liked weaving very much.  Once she was weaving a cloth when one of her tool fell to the ground.  She was very tired at the time so she was too lazy to take it.  Then she just shouted outloud.
‘Anybody there?  Bring me my tool.  I will give you special present.  If you are female,  I will consider you as my sister.  If you are male, I will marry you’
            Suddenly a male dog, its name was Tumang, came.  He brought her the falling tool.  Dayang Sumbi was very surprised.  She regretted her words but she could not deny it.  So she had to marry Tumang and leave her father.  Then they lived in a small village.  Several months later they had a son.  His name was Sangkuriang.  He was a handsome and healthy boy.
            Sangkuriang liked hunting very much.  He often went hunting to the wood using his arrow.  When he went hunting Tumang always with him.  In the past there were many deer in Java so Sangkuriang often hunted for deer.
            One day  Dayang Sumbi wanted to have deer’s heart so she asked Sangkuriang to hunt for a deer.   Then Sangkuriang went to the wood with his arrow and his faithful dog Tumang.  But after several days in the wood Sangkuriang could not find any deer.  They were all disappeared.  Sangkuriang was exhausted and desperate.  He did not want to disappoint her mother so he killed Tumang.  He did not know that Tumang was his father.  At home he gave Tumang’s heart to her mother.
            But Dayang Sumbi knew that it was Tumang’s heart.  She was so angry that she could not control her emotion.  She hit Sangkuriang at his head.  Sangkuriang was wounded.  There was  a scar in his head.    She also repelled her son.   Sangkuriang left her mother in sadness.
            Many years passed and Sangkuriang became a strong young man.  He wandered  everywhere.     One day he arrived at his own village but he did not realized it.  There he met Dayang Sumbi.  At the time Dayang Sumbi was given an eternal beauty by God so she stayed young forever.  Both of them did not know each other.  So they fell in love and then they decided to marry.
            But then Dayang Sumbi recognized a scar on his Sangkuriang’s head.  She knew that Sangkuriang was his son.  It was impossible for them to marry.  She told him but he did not believe her.  He wished that they marry soon.  So Dayang Sumbi gave a very difficult condition.  She wanted Sangkuriang to build a lake and a boat in one night!  She said she needed that for honeymoon.
Sangkuriang agreed.  With the help of genie and spirits Sangkuriang tried to build them.  By midnight he had finished  the lake by building a dam in Citarum river.  Then he started building the boat.  It was almost dawn when he nearly finished it.  Meanwhile Dayang Sumbi kept watching on them.  She was very worried when she knew this.  So she made lights in the east.  Then the spirits thought that it was already dawn.  It was time for them to leave.  They left Sangkuriang alone.  Without their help he could not finish the boat.
Sangkuriang was very angry.  He kicked the boat.  Then the boat turned out to be Mount Tangkuban Perahu.  It means boat upside down.  From a distant it looks like a boat upside down

LEGENDA TANGKUBAN PERAHU


            Pada suatu hari di Jawa Barat, Indonesia tinggal seorang raja bijaksana yang memiliki seorang putri cantik. Namanya Dayang Sumbi. Dia suka tenun sangat banyak. Setelah ia menenun kain ketika salah satu alat dia jatuh ke tanah. Dia sangat lelah pada saat itu sehingga dia terlalu malas untuk mengambilnya. Kemudian dia hanya berteriak outloud.

'Siapa di sana? Bawakan aku alat saya. Saya akan memberikan hadiah khusus. Jika Anda perempuan, saya akan mempertimbangkan Anda sebagai adikku. Jika Anda laki-laki, saya akan menikah '

            
Tiba-tiba anjing laki-laki, namanya Tumang, datang. Dia membawanya alat jatuh. Dayang Sumbi sangat terkejut. Dia menyesali kata-katanya tetapi dia tidak bisa menyangkalnya. Jadi ia harus menikahi Tumang dan meninggalkan ayahnya. Kemudian mereka tinggal di sebuah desa kecil. Beberapa bulan kemudian mereka memiliki anak. Namanya Sangkuriang. Dia adalah seorang anak laki-laki tampan dan sehat.

            
Sangkuriang suka berburu yang sangat banyak. Dia sering pergi berburu ke kayu menggunakan panahnya. Ketika ia pergi berburu Tumang selalu bersamanya. Di masa lalu ada rusa di Jawa sehingga Sangkuriang sering diburu untuk rusa.

            
Suatu hari Dayang Sumbi ingin memiliki hati rusa sehingga dia meminta Sangkuriang untuk berburu rusa. Kemudian Sangkuriang pergi ke hutan dengan panah dan Tumang anjing yang setia. Tapi setelah beberapa hari dalam Sangkuriang kayu tidak bisa menemukan rusa apapun. Mereka semua menghilang. Sangkuriang merasa lelah dan putus asa. Dia tidak ingin mengecewakan ibunya sehingga ia tewas Tumang. Dia tidak tahu bahwa Tumang adalah ayahnya. Di rumah dia memberikan hati Tumang untuk ibunya.

            
Tetapi Dayang Sumbi tahu bahwa itu adalah hati Tumang itu. Dia begitu marah karena ia tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia memukul Sangkuriang di kepalanya. Sangkuriang terluka. Ada bekas luka di kepalanya. Dia juga ditolak anaknya. Sangkuriang meninggalkan ibunya dalam kesedihan.

            
Bertahun-tahun berlalu dan Sangkuriang menjadi seorang pemuda yang kuat. Dia berjalan di mana-mana. Suatu hari ia tiba di desa sendiri tapi dia tidak menyadarinya. Di sana ia bertemu Dayang Sumbi. Pada saat itu Dayang Sumbi diberi keindahan abadi oleh Tuhan sehingga ia tetap muda selamanya. Keduanya tidak saling mengenal. Jadi mereka jatuh cinta dan kemudian mereka memutuskan untuk menikah.

            
Tapi kemudian Dayang Sumbi diakui bekas luka di kepala Sangkuriang nya. Dia tahu bahwa Sangkuriang adalah anaknya. Tidak mungkin bagi mereka untuk menikah. Dia mengatakan kepadanya tetapi dia tidak percaya padanya. Dia berharap bahwa mereka menikah segera. Jadi Dayang Sumbi memberi kondisi yang sangat sulit. Dia ingin Sangkuriang untuk membangun sebuah danau dan perahu dalam satu malam! Dia bilang dia butuh itu untuk bulan madu.

Sangkuriang setuju. Dengan bantuan jin dan roh Sangkuriang mencoba untuk membangun mereka. Pada tengah malam dia selesai danau dengan membangun bendungan di sungai Citarum. Kemudian dia mulai membangun perahu. Saat itu hampir fajar saat dia hampir selesai itu. Sementara itu Dayang Sumbi terus mengawasi mereka. Dia sangat khawatir ketika ia tahu ini. Jadi dia membuat lampu di timur. Kemudian roh-roh berpikir bahwa itu sudah fajar. Sudah waktunya bagi mereka untuk pergi. Mereka meninggalkan Sangkuriang saja. Tanpa bantuan mereka ia tidak bisa menyelesaikan perahu.

Sangkuriang sangat marah. Dia menendang perahu. Kemudian perahu itu ternyata menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Ini berarti perahu terbalik. Dari jauh terlihat seperti perahu terbalik.