Wednesday, December 14, 2011

budaya mencontek


2498034373_aa0d61b653_oSalah satu hal yang teringat dikala masa masih menuntut ilmu di bangku sekolah dan kuliah dulu adalah saat ujian, guru kita pasti memperingatkan supaya jangan saling mencontek, atau bahkan ngerpe, sehingga apabila saat ujian itu terbukti mencontek atau ngerpe, maka pastilah akan mendapat sanksi hukuman, mulai yang ringan yaitu berupa peringatan sampai yang terburuk adalah dianggap tidak lulus ujian tersebut. Itulah realita yang dihadapi oleh kita semua pada saat berada dibangku sekolah atau kuliah.
Satu pertanyaan kemudian timbul dalam diri, benarkah memang yang dinamakan contek mencontek atau ngerpe adalah suatu hal yang harus dihindari bahkan itu adalah suatu yang akan berdampak buruk bagi pelakunya apabila ini sudah jadi budaya? Kalau itu menjadi pertanyaan, maka kita harus melihat budaya ini dari beberapa sisi yang berbeda sehingga bisa memahami dengan sebenar-benarnya serta lebih objektif

Dari satu sisi, kenapa dianggap sesuatu kesalahan besar, apalagi jika diterapkan waktu ujian? Hal ini didasarkan pada penilaian apabila melakukannya berarti pelakunya adalah seorang pemalas, tidak paham pada pelajaran tersebut, sehingga dianggap ini adalah jalan pintas bagi pelaku supaya mendapat nilai yang baik dalam ujian tersebut. Memang inilah yang banyak melandasi orang untuk akhirnya mencontek atau ngerpe, dan kalau kita lihat dari sisi ini memang suatu hal yang bermakna jelek bagi pelakunya.
Tapi dari sisi yang lain secara tidak langsung, larangan ini berdampak hal yang kurang baik bagi perkembangan perilaku seseorang, kenapa demikian? Kita lihat saja kondisi sekarang, kenapa ujian itu tidak diperkenankan mencontek atau ngerpe, karena materi yang diberikan saat ujian adalah materi yang benar-benar bersifat hafalan sesuai buku acuan. Nah hal ini secara tidak langsung sebenarnya apabila menjadi suatu kebiasaan, secara tidak langsung akan membunuh kreatifitas seseorang, karena akan lebih terpaku pada apa yang ada dalam buku, monoton, tanpa penalaran. Aplikasi dalam kehidupan adalah akan membentuk jiwa orang yang kaku dalam berkomunikasi dan berekspresi, ini bisa dibuktikan sendiri.
Sehingga orang yang melihat realita tersebut akhirnya sekarang dengan kreatifitasnya menciptakan suatu metode yang tidak menghilangkan esensi materi dan di satu sisi juga menumbuhkan daya nalar, yaitu sering kita lihat banyak ujian dikerjakan secara kelompok, atau dengan diperbolehkan membuka buku (Open Book) bahkan ada yang soal ujian itu bisa dikerjakan di rumah. Kesemuanya itu dirancang dengan soal-soal kebanyakan studi kasus atau penalaran lanjutan dari teori yang sudah ada. Inilah sebenarnya yang mesti kita buat kalau ingin lebih melath kreatifitas dan memajukan pola pikir seseorang.
Jadi sekarang mungkin bisa dijadikan wacana sebagai perubahan model untuk lebih terbuka dari sebelumnya, karena bagaimanapun juga itu akan lebih efektif, bukankah model di dunia bisnis pun sekarang untuk bisa sukses banyak mencontoh model usaha-usaha yang terbukti berhasil seperti model bisnis waralaba, MLM dengan berbagai macam variasinya?

sumber : http://dunianopy.com/2009/04/16/budaya-mencontek/

No comments:

Post a Comment